Senin, 19 Mei 2014

PASAR TRADISIONAL
                Saya telah melakukan survey pasar tradisonal yang terletak disudut kota Surabaya ini yaitu pasar Wonokromo. Saya telah mewawancarai 5 penjual dan 5 pembeli di dalam pasar tersebut. Berikut data-data yang saya peroleh dari wawancara empat mata bersama saya:
A.      PENJUAL
1.       Penjual yang pertama saya wawancari adalah seorang ibu yang berjualan makanan ringan seperti kue-kue untuk sedikit pengganjal perut. Saat saya wawancarai ibu itu sedang menggoreng martabak. Menarik sih martabaknya tapi gak tau rasanya Hehehe. Khusni adalah nama seorang ibu penjual martabak itu, beliau umur 50 th lulusan SMA. Beliau mematok harga martabaknya sebesar Rp 4000,- per potongnya. Banyak juga variasi harga kue-kue selain martabak misalnya saja kue Canada dengan harga Rp 2500,-, lemper Rp 1500,- , dll. Ibu Khusni memulai usahanya sejak tahun 2011 dengan modal awalnya 300rb. Selama Ibu khusnio menggeluti usahanya ini Alhamdulillah beliau merasa tidak pernah mengalami hambatan apapun meskipun sepi pun beliau belum pernah merasakannya. Hingga omset yang beliau dapatkan berkisaran sampai 1jt per hari. Metode penjualannya pun sangat sederhana, hanya dari mulut ke mulut tanpa ada brosur atau media lainnya. Harapan ibu untuk ke depannya untuk usaha beliau adalah semoga lancar-lancar aja tanpa ada suatu hambatan apapun.



2.       Nah, penjual yang kedua ini sangat lucu. Namanya ibu Ane(40th), perempuan yang sudah separuh baya ini memiliki usaha jualan pakaian. Beliau ini asli Bandung, memulai usaha di Surabaya ini sejak 2007 dengan modal awal beliau sebesar 15jt. Ibu lulusan SMA ini mengawali usahanya awalnya Cuma iseng. Hobi ibu ini kan memang suka belanja, nah beliau ini belanja terlalu banyak kemudian beliau berfikir buat apa barang sebanyak itu, lalu muncul lah di benaknya untuk dijual lagi. Lah selama beliau melakoni usahanya ini hambatan yang dirasakan adalah tidak ada waktu untuk jalan-jalan lagi selain itu, ibu ini sedikit malas. Omset yang dicapai untuk saat ini aja masih 200rb per harinya. Harapan beliau yaahh, semoga saya bisa jadi ibu yang rajin agar dapat lebih giat lagi unutuk bekerja.
 


3.       Kalau pengusaha yang ketiga ini adalah ibu Tri yang berusia 60th. Beliau sedang berusaha di bisnis keluarganya sendiri yaitu berjualan pakaian yang meliputi seperti pakaian muslim, kerudung, daster buat ibu-ibu juga ada dan masih banyak lagi. Selama 10 tahun lebih ibu Tri melakoni bisnis keluarga ini, modal awalnya beliau adalah 35jt. Namun omset yang dicapai hingga 2jt per bulannya. Hambatan yang telah dialami adalah mungkin kurangnya pembeli alias sepi. Harapannya beliau adalah semoga usahanya selama ini bisa tambah maju dan mempebanyak buka cabang.
 


4.        Selanjutnya sasaran penjual kali ini adalah ibu Siti yang menjual snack atau jajanan kiloan. Beliau berusia sekitar 60th lah, orangnya baik.  Pada saat saya mewawancarai beliau aja disuruh mengicipi jualannya, lumayan dapat rejeki. Sudah lama ibu berprofesi sebagai penjual jajan ini hampir 10 tahunan lah, sejak pasar ini berdiri. Beliau mengawali usahanya dengan modal 5jt, namun omset yang dicapai sekrang adalah 1jt per hari itu pun minimalnya. Cara beliau berdagangpun mudah hanya dengan dari mulut ke mulut aja. Namun tidak segampang itu beliau melakukan usahanya, ada juga hambatan yang dialami beliau yang makin banyak pesaingnya. Harapannya adalah semoga usahanya lancar.
 



5.       Penjual yang terakhir adalah ibu Lilik(29th), beliau lulusan SMA. Beliau meneruskan usaha orang tuanya yaitu menjual peralatan dapur sejak 2004. Sehingga saya menanyakan modal awal untuk membuka usaha ini pun beliau tidak tahu. Namun omset yang diperoleh saat ini 1,5jt per hari. Hambatan yang dialaminya adalah pesaing yang ketat sehingga untuk menarik pelanggan itu pun sulit. Sampai-sampai beliau tidak memilki harapan. Dijalani apa yang ada saat ini aja dulu untuk ke depannya kan sudah ada yang mengaturnya sendiri. Setelah saya mewawancarai beliau kemudian saya meminta foto bareng tapi beliau tidak mau jadi yaa maaf tanpa foto.

B.      PEMBELI
1.       Pembeli yang pertama saya wawancarai adalah seorang ibu rumahtangga bernama LINA, beliau berusia 28th lulusan SMA. Mbak Lina ini ke pasar dengan tujuan jalan-jalan weekend yang termasuk agenda rutinnya setiap bulan. Hampir setiap bulan beliau ke pasar meskipun 1bulan sekali untuk reflesing sambil menyenangkan hati si buah hatinya. Awalnya sih jalan-jalan lama kelamaan yaa belanja juga, maklumlah perempuan. Sekali belanja beliau bisa menghabiskan uang sebesar 200rb untuk membeli pakaian. Namun beliau merasa kurang nyaman belanja di pasar ini karena fasilitas seperti kamar mandi itu susah dijangkau, selain itu keamanan di dalam pasar ini masih kurang, masih banyak copet yang berkeliaran dimana-man. Harapannya ya, agar suasana pasar lebih aman lagi mungkin untuk pihak keamanannya bisa diperbanyak lagi dan juga diperbanyak kamar mandi.


2.       Pembeli yang kedua adalah seorang pria umur 24th yang sedang berbelanja depan istri dan anaknya. Heru adalah nama pria tersebut, pekerjaannya adalah pekerja proyekan. Beliau juga mengaku sering belanja di pasar ini. Pada saat saya mewawancarainya pun tampak membawa barang belanjaan yang cukup banyak. Hampir menghabiskan uang 500rb untuk membeli pakaian dan keperluan rumahtangga lainnya. Sudah nyaman beliau belanja di pasar ini namun beliau mengharapkan agar tingkat kebrsihan pasar ini tetap dijaga sehingga tidak ada bau sampah di dalam pasar.
 

3.       Kalau pembeli satu ini sebaya dengan saya. Dia juga seorang mahasiswa semester 2 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Arin adalah nama gadis itu, dia ke pasar dengan tujuan belanja sekalian jalan-jalan. Dia juga sering belanja di pasar ini karena harga barangnya bisa ditawar dan lebih mudah dijangkaunya. Pada saat saya menemuinya, dia telah membawa barang belanjaanya yaitu jaket yang seharga 95rb. Kalau dia belanja biaya yang dikeluarkannya sebesar 100rb paling minim. Namun arin merasa masih kurang nyaman dengan fasilitas pasar yang ada, dia berharap agar pasar lebih banyak dipasang blower agar di dalam pasar tidak panas.
 


4.       Ibu Tukah yang berusia 61th dengan lulusan SD ini adalah target pembeli selanjutnya. Saya menemuinya pada saat beliau sedang membeli sembako di salah toko di dalam pasar itu. Beliau sedang belanja bahn-bahan beliau berjualan es dawet. Sekitar uang 100rb yang ibu Tukah keluarkan untuk belanja bahan-bahan es tersebut. Toko tersebut juga adalah salah satu toko langganan beliau. Jadi yang beliau sering berkunjung ke pasar ini. Mungkin ibu Tukah sudah nyaman dengan suasana psar seperti itu jadi tidak ada harapan dari beliau untuk ke depannya.
 

5.       Pembeli yang terakhir adalah ibu Ani yang sedang berbelanja perlengkapan anaknya untuk ulang tahun. Wanita berusia 28th ini telah menghabiskan uangnya untuk belanja sebesar 500rb. 
 



PASAR MODERN
        Setelah saya sudah selesai wawancara di pasar Wonokromo, kemudian saya lanjutkan ke DTC untuk melalukan wawancara lagi 5 penjual dan 5 pembeli di pasar modern. Berikut adalah hasil wawancara yang bisa saya laporkan:
A.      PENJUAL
1.       Frida adalah salah satu karyawan di DTC. Wanita berusia 30th lulusan SMA ini masih 1 bulan bekerja di toko baju. Toko ini terkenal laris dengan model baju yang bagus dan menarik. Apalagi kalau musim ibu hamil pasti baju untuk ibu hamil di toko ini laku keras. Toko ini juga menyediakan online melalui pin BB. Omset yang dicapai per harinya adalah 2jt. Namun kalau stok barang telat itu jadi kendala bagi toko ini. Karena itu bisa membuat kecewa pelanggan toko ini. Mungkin harapan dari mbak Frida ini adalah lebih bisa mengkontrol stok persediaan barang yang harus dijual dan di pasarkan lagi.



2.       Ahmad Nusi adalah seorang pria berusia 24th yang bekerja di toko buku dalam mall DTC itu. Dengan modal ijasah SMA pria ini bisa menjadi karyawan toko tersebut selama 2 tahun ini. Yang paling diminati pembeli saat ini adalah Novel dan buku panduan Ujian. Omset yang diperoleh mencapai 4jt. Metode penjualannya sih mudah, tanpa brosur maupun online. Toko buku ini lumayan besar dan tempatnya sangat strategis bagi pembeli penggemar buku.



3.       Selanjutnya saya beralih ke toko baju. Di situ saya menemui salah satu karyawan toko tersebut yang sudah bekerja selam 2 tahun. Evi adalah nama karyawan itu, beliau berusia 40 tahun dengan pendidikan terakhirnya sampai SMA. Beliau merupakan pegawai kepercayaan pemilik toko itu. Setiap harinya toko itu bisa menghasilan penghasilan kotornya sebesar 1,5jt.


4.       Yang keempat adalah seorang pria yang memiliki usaha menjual bunga atau aksesoris rumah. Candra adalah nama bapak itu, beliau berusia 75th. Beliau memulai usahanya sudah 5th dengan modal awalnya 200rb. Produk andalannya adalah bunga hias. Omset per harinya sekarang mencapai 1 jt. Namun untuk saat ini usaha beliau sepi karena minimnya minat pembeli untuk membeli bunga hias di tempatnya. Ini mungkin faktor pemasarannya yang kurang menarik sehingga pembeli tidak begitu tertarik dengan produk yang beliau jual. Rencana beliau ke depan untuk usahanya adalah menggunakan metode pemasaran secara online melalui BBM.

5.       Dan yang terakhir adalah Yoga, dia adalah karyawan salah satu distro. Pria berumur 19th ini telah bekerja di distro selama 10 bulan. Kebanyakan yang terjual itu adalah produk kemeja dan produk yang jarang diminati pembeli adalah topi. Omset yang dihasilkan per hari adalah 1 jt.


B.      PEMBELI
1.       Retno adalah pengunjung DTC mall. Perempuan yang berusia 29th ini sering berkunjung ke mall ini. Meskipun tujuannya hanya jalan-jalan lama-lama ya belanja. Kalau belanja yaa bisa menguras isi dompet bahkan isi atm. Sekali belanja biasanya mbak retno menghabiskan uang 200rb bahkan lebih. Entah itu beli kosmetik maupun pakaian. Di dalam mall, mbak retno masih kurang nyaman karena dia merasa masih pengap(kurang udara maksudnya). Sehingga mbak retno berharap dipasang AC yang banyak.


2.       Nia adalah pengunjung DTC mall. Perempuan yang berusia 20th ini sering berkunjung ke mall ini. Tujuan Nia ke Mall adalah jalan-jalan sambil belanja. Biasanya wanita lulusan SMA ini kalau belanja gak tanggung-tanggung. Sekali belanja biasanya mbak Nia menghabiskan uang 200rb bahkan lebih. Entah itu beli beberapa potong baju atau barang lainnya. Di dalam mall, mbak Nia merasa masih kurang nyaman karena kurangnya beberapa fasilitas misalnya terbatasnya jumlah toilet umum, keberadaan AC kurang berfungsi secara maksimal. Untuk kedepannya, mbak Nia berharap agar fasilitas fasilitas yang kurang tersebut segera dilengkapi dan juga maksimalkan fungsi dari AC yang ada.

3.       Dwi adalah pengunjung DTC mall. Perempuan yang berusia 36th ini sering berkunjung ke mall ini. Tujuan  ke Mall adalah jalan-jalan sambil belanja. Biasanya wanita berprofesi guru ini kalau belanja gak tanggung-tanggung. Sekali belanja biasanya bu Dwi menghabiskan uang 200rb bahkan lebih. Entah itu beli beberapa potong baju atau barang lainnya. Di dalam mall, bu Dwi merasa masih kurang nyaman karena kurangnya beberapa fasilitas misalnya terbatasnya jumlah toilet umum, keberadaan AC kurang berfungsi secara maksimal. Untuk kedepannya, bu Dwi berharap agar fasilitas fasilitas yang kurang tersebut segera dilengkapi dan juga maksimalkan fungsi dari AC yang ada.



4.        Satu lagi temen dari bu Dwi yaitu bu Wiwik. Bu Wiwik juga seorang guru yang sedang jalan-jalan sambil belanja juga sih. Bu wiwik kalau belanja memakan waktu yang lama karena banyak pilihannya. Bu Wiwik lebih memilih belanja dengan temannya daripada dengan suaminya. Maklum kalau sama temen kan bisa leluasa untuk memilih belanja. Anggaran belanja bu Wiwik sebesar 200rb bahkan bisa lebih jika dibuat belanja kebutuhan rumahtangga. Di dalam mall, bu Wiwik merasa masih kurang nyaman karena kurangnya beberapa fasilitas misalnya terbatasnya jumlah toilet umum, keberadaan AC kurang berfungsi secara maksimal. Untuk kedepannya, bu Wiwik berharap agar fasilitas fasilitas yang kurang tersebut segera dilengkapi dan juga maksimalkan fungsi dari AC yang ada.



5.       Dan sebelum saya pulang, saya ketemu pengunjung mall yang lagi sendirian. Resti biasa dia dipanggil. Wanita berusia 23th ini ternyata sedang menunggu saudaranya yang sedang membeli kacamata. Langsung saja saya wawancarai. Tujuan dia ke mall adalah untuk belanja keperluan tasyakuran dan menghabiskan biaya 300rb. Namun mbak resti sedikit kecewa karena salah satu bahan yang diperlukan mbak Resti ternyata tidak ada di Dtc mall ini. Mbak Resti berharap agar lebih diperlengkap lagi stok-stok barang yang mungkin sering dibutuhkan orang banyak.



Jumat, 21 Maret 2014

Soto Ayam Lamongan CAK HAR


Nama : KAHAR

Panggilan : Cak Har

TTL : Lamongan, 04 April 1971

No. Hp : 081330668689






CAK HAR adalah nama pemilik restoran soto ayam Lamongan tersebut. Pria yang

memiliki nama lengkap KAHAR ini asli kelahiran Lamongan, 04 April 1971 (43th). Beliau

memulai usahanya sejak tahun 1982. Perjalanan usahanya dimulai sejak beliau lulus SD,

beliau hanya menamatkan sekolahnya hanya berakhir dibangku SD saja. Sempat belajar di

SMP itu hanya 3 bulan saja kemudian tidak dilanjutkan lagi karena beliau tidak mempunyai

biaya untuk sekolah. Kemudian beliau merantau ke Surabaya untuk bekerja. Di tahun 1991,

beliau bekerja ikut orang jualan soto selama 1tahun lamanya. Kemudian tahun 1992 beliau

mulai lepas dan mandiri ingin membangun usaha sendiri. Beliau memulai membuka usaha

jualan soto ayam keliling sendiri dengan modal pinjam uang teman-temannya sebesar 200rb.

Dari tahun 1997-2009 beliau menjajakan sotonya sendiri dengan gerobak kayu seadanya

keliling Surabaya khususnya Jln. Arif rahman hakim dan sekitarnya.

Kemudian semakin lama semakin sukses, ternyata masyarakat banyak menyukai

masakan Cak Har ini. Alasan masyarakat memilih Soto Ayam Cak Har ini karena rasa dan

tektur penampilannya berbeda dengan yang lainnya. Sehingga di tahun 2012 Cak Har mulai

membuka restoran di Jln. Ir. Soekarno Surabaya dengan 60 karyawan. Usaha Cak Har pun

berkembang dengan pesat, soto ayam khas lamongan Cak Har ini sudah terkenal dimana-
dimana, restoran Cak Har ini menjadi favorit artis-artis. Banyak artis yang ke Surabaya

makannya di restoran milik Cak Har ini.

Dari modal awalnya 200rb, cak Har mendapat omset 250rb per harinya dengan 1 porsi

itu dipatok harga 600rp pada tahun1992. Namun sekarang omset per hari yang didapat cak

har sebesar 60 juta, laba yang diperoleh cak har pun mencapai sampai 10jt dengan 1 porsi itu

Bapak yang mempunyai 3 anak ini memang sungguh luar biasa, berjuang sejak

kecil dengan ketekunannya dan jiwa pekerja kerasnya ini telah membawa beliau menuju

kesuksesan. Motivasi Cak Har adalah terus berjuang, terus dan terus berusaha sekuat tenaga

tanpa mengenal lelah. Ada pun cita-cita Cak Har untuk ke depannya usahanya adalah

membuka outlet-outlet di seluruh Indonesia. Tapi sekarang cak har sudah membuka 7

franches di seluruh Indonesia.

Sungguh suatu perjuangan yang tak sia-sia. Kebanggaan tersendiri bagi saya bisa

mewawancarai langsung seorang pengusaha ini.